No Isi Artikel

 KEUTAMAAN SIFAT ZUHUD

 

 1. Meneladani Rosululloh صلى الله عليه وسلم dan para sahabatnya

 

Rosululloh صلى الله عليه وسلم dan para sahabatnya رضي الله عنهم, adalah penghulu dalam masalah kezuhudan. Mereka hidup di dunia dan beramal di dunia sebagai persiapan menuju kampung akhirat. Hati mereka selalu tertambat dengan negeri akhirat.

 

Dari Anas bin Malik رضي الله عنه bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

 

اللَّهُمَّ لَا عَيْشَ إِلَّا عَيْشُ الْآخِرَهْ فَاغْفِرْ لِلْأَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرَهْ

 

"Ya Alloh, tidak ada kehidupan melainkan kehidupan akhirat. Ampunilah orang-orang Anshor dan Muhajirin."1

 2. Menumbuhkan sifat qona'ah dalam kehidupan dunia

 

Alloh عزّوجلّ berfirman:

 

وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجاً مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى

 

“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Robb kamu adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. Thoha [20]: 131)

 

Syaikh  Abdurrohman  as-Sa'di رحمه الله mengatakan, "Yaitu janganlah kamu tujukan pandanganmu dengan rasa kagum atau melihatnya dengan perasaan senang terhadap keadaan dunia dan orang-orang yang bersenang-senang di dalamnya. Kesenangan berupa makanan, minuman yang lezat, pakaian yang mewah, rumah yang indah, istri yang cantik, dan sebagainya, karena semua itu adalah bunga kehidupan dunia yang menyenangkan jiwa orang-orang yang tertipu, mereka mengambilnya dengan bangga dan berpaling dari akhirat. Kenikmatan dunia dinikmati oleh orang-orang yang zalim, yang kenikmatan itu akan segera hilang dan akan membinasakan orang yang cinta dunia. Pada akhirnya, mereka akan menyesal pada hari yang tidak berguna lagi penyesalan. Alloh menjadikan dunia sebagai fitnah dan ujian, agar Alloh mengetahui siapa yang senang dan tertipu dengannya dan mengetahui siapa yang paling baik amalannya. Sebagaimana Alloh عزّوجلّ berfirman:

 

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً

 

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” (QS. al-Kahfi [18]: 7)2

 3. Alloh Mencintainya

 

عَنْ سَهْل بِنْ سَعْد السَّاعِدِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : أَتَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ  فَقَالَ : ياَ رَسُوْلَ اللهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِي النَّاسُ، فَقَالَ : ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا فِي أَيْدِى النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ

 

“Dari Sahl bin Sa'ad as-Sa'idi رضي الله عنه ia mengatakan, "Seseorang datang kepada Nabi صلى الله عليه وسلم lalu mengatakan, 'Wahai Rosululloh, tunjukkan kepadaku atas suatu amalan yang jika aku mengamalkannya maka Alloh mencintaiku dan manusia pun mencintaiku.' Beliau bersabda, 'Berlaku zuhudlah di dunia maka Alloh akan mencintaimu, dan berlaku zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia maka manusia akan mencintaimu.'"3

 4. Tercukupi kehidupannya

 

Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:

 

مَنْ كَانَ هَمُّهُ الْآخِرَةَ جَمَعَ اللَّهُ شَمْلَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتْ نِيَّتُهُ الدُّنْيَا فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ ضَيْعَتَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ

 

"Barang siapa keinginannya akhirat, Alloh akan mengumpulkan perkaranya; Alloh jadikan kekayaan dalam hatinya, dunia akan datang menghampiri dirinya sedangkan dia tidak senang. Dan barang siapa keinginannya dunia, Alloh akan merusak kehidupannya; Alloh jadikan kemiskinan di pelupuk matanya, dia tidak mendapat bagian dunia kecuali yang sudah ditulis."4

5. Tidak bergantung dengan dunia dan kenikmatannya yang fana

 

Dunia dengan segala kenikmatan di dalamnya hanyalah bersifat sementara. Semuanya akan hilang dan punah. Yang kekal hanya kehidupan akhirat dan apa yang ada di sisi Alloh. Alloh عزّوجلّ berfirman:

 

وَمَا أُوتِيتُم مِّن شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَزِينَتُهَا وَمَا عِندَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى أَفَلَا تَعْقِلُونَ. أَفَمَن وَعَدْنَاهُ وَعْداً حَسَناً فَهُوَ لَاقِيهِ كَمَن مَّتَّعْنَاهُ مَتَاعَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ هُوَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْمُحْضَرِينَ

 

“Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Alloh adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya? Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?” (QS. al-Qoshosh [28]: 60-61)5

 

Al-Imam Ibnu Katsir رحمه الله mengatakan, 'Alloh memberi kabar tentang hinanya dunia dan apa yang ada di dalamnya berupa perhiasan yang hina dan bunga kehidupan yang fana dibandingkan dengan apa yang Alloh telah persiapkan bagi para hamba-Nya yang sholih di negeri akhirat berupa kenikmatan yang besar dan kekal, sebagaimana Alloh berfirman:

 

مَا عِندَكُمْ يَنفَدُ وَمَا عِندَ اللّهِ بَاقٍ

 

“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Alloh adalah kekal. (QS. an-Nahl [16]: 96)




  1. 1.  HR. al-Bukhon 2834, Muslim: 1805
  2. 2Tafsir as-Sa'di: 1/516
  3. 3.  HR. Ibnu Majah: 4102, al-Hakim: 4/313; dishohihkan oleh al-Albani dalam ash-Shohihah no. 944
  4. 4.  HR. Ibnu Majah: 4105, Ahmad: 5/183, Ibnu Hibban: 72; dishohihkan oleh al-Albani dalam ash-Shohihah no. 404.
  5. 5Tafsir Ilmu Katsir. 6/249