No Isi Artikel

 ZUHUD DI DUNIA

 

Barang siapa mengetahui bahwa dunia ini bagaikan salju yang akan hilang dan akhirat bagaikan tempat yang kekal, maka dirinya akan kuat untuk menjual dunia dengan akhirat. Sungguh Alloh banyak memuji dalam al-Qur'an sikap zuhud terhadap dunia dan celaan bagi orang yang cinta dunia. Alloh عزّوجلّ berfirman:

قُقُلْ مَتَاعُ الدَّنْيَا قَلِيلٌ وَالآخِرَةُ خَيْرٌ لِّمَنِ اتَّقَى وَلاَ تُظْلَمُونَ فَتِيلاً

Katakanlah, "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun." (QS. an-Nisa' [4]: 77)

Firman Alloh juga:

اللّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقَدِرُ وَفَرِحُواْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مَتَاعٌ

“Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki, mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, Padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). (QS. ar-Ro'd [13]: 26)

Demikian pula hadits-hadits dari Rosululloh صلى الله عليه وسلم yang menjelaskan celaan terhadap dunia dan kehinaannya dibandingkan negeri akhirat. Di antaranya:

Jabir bin Abdillah رضي الله عنه berkata, "Rosululloh صلى الله عليه وسلم pernah melewati sebuah pasar dan para sahabat berada di sekelilingnya. Beliau mendapati bangkai seekor kambing yang telinganya kecil, lantas beliau angkat daun telinga bangkai kamb-ing tersebut seraya berkata, 'Siapakah di antara kalian yang mau membeli kambing ini dengan satu dirham?' Para sahabat رضي الله عنهم menjawab, 'Kami tidak suka sama sekali, apa yang bisa kami perbuat dari seekor bangkai kambing?' Rosululloh صلى الله عليه وسلم menjawab, 'Bagaimana jika kambing itu untuk kalian?' Para sahabat menjawab, 'Demi Alloh, apabila kambing itu masih hidup pun kami tetap tidak mau karena dia telah cacat, bagaimana lagi jika sudah menjadi bangkai!' Rosulullohصلى الله عليه وسلم akhirnya bersabda, 'Demi Alloh, dunia itu lebih hina di sisi Alloh daripada seekor bangkai kambing ini bagi kalian.'"1

Rosululloh صلى الله عليه وسلم juga bersabda:

وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ

"Demi Alloh, tidaklah dunia dibandingkan akhirat melainkan seperti salah seorang yang mencelupkan jari tangannya ke lautan, maka hendaklah: dia melihat apa yang didapat pada jari tangannya setelah ditarik kembali."2

Al-Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata, "Sebagian salaf mengatakan, 'Barang siapa mencintai dunia maka hendaklah dia berpikir untuk menerima musibahnya. Orang yang cinta dunia tidak lepas dari tiga perkara: kesedihan yang harus diterima, keletihan yang terus-menerus, dan kerugian yang tidak pernah selesai."3



  1. 1.  HR. Muslim: 2957
  2. 2.  HR. Muslim: 2858
  3. 3Ighosatul Lahfan kar. Ibnul Qoyyim: 1/37