No Isi Artikel

Inti setiap ibadah adalah menghadirkan hati. Demikian pula ibadah shalat. Ketika seorang hamba shalat, hatinya harus ikut shalat, tidak tersibukkan dengan pikiran yang lain. Jika hal ini terwujud maka kelezatan ibadah shalat dapat tercapai.

 

RASA LEZAT IBADAH SHALAT

 

Seorang muslim yang hakiki dia akan dapat merasakan kelezatan ibadahnya. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا

"Yang merasakan manisnya iman adalah orang yang ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agaman-ya, dan Muhammad sebagai Rasulnya."1

Dan demikian juga, yang menunjukkan bahwa ibadah itu bisa dinikmati dan dirasakan kelezatannya ialah hadits Nabi صلى الله عليه وسلم:

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

"(Ada) tiga perkara yang jika ada dalam diri seseorang maka dia akan merasakan manisnya iman: (1) barangsiapa yang Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selainnya, (2) barangsiapa yang mencintai seseorang dan dia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan (3) barangsiapa yang benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya sebagaimana dia benci untuk dicampakkan ke dalam api neraka."2

Dalam ibadah shalat, agar kelezatannya dapat dirasakan maka harus memperhatikan dua perkara sebagai berikut:



1.     HR. Muslim: 34.

2.     HR. Bukhari: 16, Muslim: 43.