No Isi Artikel

1. Takbir

Apabila seorang hamba membuka shalatnya dengan ucapan Allahu Akbar maka dia telah bersaksi akan kebesaran Allah عزّوجلّ.1 Di dalam hatinya akan tertanam bahwa Allah عزّوجلّ adalah satu-satunya dzat yang Maha Besar, tidak ada sesuatu pun yang lebih besar dari Allah عزّوجلّ, sehingga seorang hamba akan ingat akan kehinaan dirinya, tidak pantas sombong di hadapan dzat yang Maha Besar. Hal ini sebagai persiapan agar shalatnya khusyuk tidak memikirkan perkara yang lain karena dia akan berhadapan dengan dzat yang Maha Besar dan Maha Agung. Oleh karena itu, para ulama sepakat bahwa tidak boleh bagi seorang hamba yang melakukan shalat kecuali dengan menghadirkan hati dan pikirannya. Allah عزّوجلّ berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ . الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya. (QS al-Mu'minun [23]: 1-2)

2.  Ucapan Ta'awudz (memohon perlindungan kepada Allah)

Apabila seorang hamba membaca ta'awudz maka dia telah berpegang dengan kuasa dan kekuatan Allah عزّوجلّ dari ancaman musuh yang berusaha memutus hubungan hamba dengan Rabbnya.2 Apabila seorang hamba yang shalat melakukan hal ini maka setan akan lari darinya sehingga dia dapat menghayati makna-makna yang terkandung dari bacaan shalatnya berupa surat al-Qur'an dan do'a-do'a shalat. Hadirkanlah pemahaman dalam hatimu ketika engkau membaca الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. Hadirkan dalam hati sifat kasih sayang Allah عزّوجلّ ketika engkau membaca الرَّحْمـنِ الرَّحِيمِ. Dan hadirkan keagungan Allah عزّوجلّ ketika membaca مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ. Dan demikian pada seluruh yang engkau baca.3



1.     Ibnul Qayyim, ash-Shalat wa Hukmu Tarikiha hlm. 201

2.     Ibnul Qayyim, ash-Shalat wa Hukmu Tarikiha hlm. 201.

3.     Ahmad bin Abdirrahman al-Maqdisi, Mukhtashar Minhaj al-Qashidin hlm. 44.