No Isi Artikel

2. Umar ibn al-Khaththab bersama Abu Musa al-Asy'ari

Umar ibn al-Khaththab رضي الله عنه menulis surat kepada Abu Musa al-Asy'ari رضي الله عنه, "Jangan menghalangimu keputusan yang telah engkau putuskan hari ini, kemudian engkau menarik kembali pendapatmu. Maka engkau akan mendapat petunjuk di dalamnya karena kecerdikanmu, kembali kepada kebenaran. Sesungguhnya kebenaran itu tidak bisa terbatalkan dengan sesuatu apa pun. Kembali kepada kebenaran adalah lebih baik daripada terus-menerus dalam kebatilan."1

3.  Abul Hasan al-Asy'ari

Dahulunya, Abul Hasan al-Asy'ari menganut madzhab Mu'tazilah selama 40 tahun hingga menjadi imam panutan di dalam madzhab ini. Kemudian, beliau menghilang dari hiruk pikuk manusia, menyendiri selama 15 hari di dalam rumahnya. Lalu beliau keluar dan langsung naik mimbar di masjid jami' saat itu sambil berkata, "Wahai sekalian manusia, aku menghilang dari kalian selama ini karena aku berfikir dan mengkaji dalil-dalil, tidak ada yang menguatkan kebenaran atas kebatilan dan kebatilan atas kebenaran. Kemudian, aku memohon petunjuk kepada Allah, maka Allah pun memberikan petunjuk kepadaku kepada sebuah keyakinan yang aku tuangkan di dalam kitab ini. Dan aku berlepas diri dari seluruh keyakinan yang dahulu aku yakini sebagaimana aku melepas baju ini." Maka beliau melepas baju yang dipakainya dan melemparkannya, dan memberikan kitab karangannya yang sesuai dengan madzhab Ahlussunnah kepada manusia.2



1.     HR al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubra 10/204, Sunan ad-Daraquthni 4/206. Lihat pula I'lamul Muwaqqi'in 2/85-183.

2.     Lihat Tabyin Kadzib al-Muftari hlm. 50, Ibnu Asakir.