No Isi Artikel

MUTIARA HIKMAH AS-SALAFUSHSHALIH

 

  • Umar ibn Abdul Aziz mengatakan, "Tidak ada tanah yang lebih ringan untuk aku pecahkan, tidak ada kitab yang lebih mudah untuk aku bantah daripada sebuah kitab yang berisi keputusan yang telah aku putuskan kemudian aku melihat kebenaran menyelisihinya maka aku pun segera menghapusnya."1
  • Al-Imam asy-Syafi'i berkata, "Setiap permasalahan yang telah aku bicarakan kemudian datang hadits yang shahih dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم  menurut para ahlinya yang menyelisihi apa yang telah aku katakan, maka aku kembali dari kesalahan tersebut di dalam hidupku dan setelah matiku."2
  • Al-Imam Ibnu Rajab berkata, "Para ulama salaf yang telah disepakati keilmuan dan keutamaannya, mereka akan menerima kebenaran yang dibawakan kepada mereka sekalipun orang yang membawanya masih kecil. Mereka selalu memberikan wasiat kepada para sahabat dan pengikut mereka untuk menerima kebenaran jika telah jelas kebenaran pendapat orang lain."3
  • Ar-Raghib al-Asfahani mengatakan, "Sombong adalah keadaan seseorang yang merasa bangga dengan dirinya sendiri. Memandang dirinya lebih besar dari yang lain. Kesombongan yang paling parah adalah sombong kepada Rabbnya dengan menolak kebenaran dan angkuh untuk tunduk kepada-Nya baik berupa ketaatan maupun dalam mengesakan-Nya."4
  • Al-Imam Hasan al-Bashri berkata, "Sungguh sangat mengherankan seorang anak Adam, ia mencuci kotorannya sekali atau dua kali dalam sehari tetapi berani sombong di hadapan penguasa langit dan bumi!"5


1.     Tarikh Dimasyq 45/194.

2.     Tawalli at-Ta'sis hlm. 108.

3.     Al-Farqu Baina an-Nashihah wat Ta'yir hlm. 10.

4.     Fathul Bari 10/601, lihat pula 'Umdatul Qari 22/140.

5.     Fathul Mannan fi Shifat 'Ibadirrahman hlm. 14.