No Isi Artikel

URGENSI PEMBAHASAN

 

Mungkin terbetik sebuah pertanyaan, mengapa pembahasan ini harus dikemukakan? Apa perlunya kita membicarakan masalah dosa dan keharamah-keharaman Alloh? Bukankah dosa dan keharaman Alloh sudah jelas.

Ketahuilah wahai saudaraku, kita mengetahui kejelekan bukan untuk melakukannya. Akan tetapi, karena takut kejelekan tersebut menimpa diri kita.

Apabila seorang insan berkenalan dengan dosa, lalu membuat dirinya takut dan menjauh dari dosa tersebut, maka itulah yang kita harapkan. Apabila seorang insan jahil (bodoh) terhadap dosa dan keharaman Alloh, tidak mustahil dia akan terjerumus dalam kubangan dosa tanpa sadar.

Di sinilah pentingnya pembahasan kita kali ini. Semoga Alloh meridhai sahabat mulia Hudzaifah bin Yaman رضي الله عنه. Yang telah memberikan bimbingan kepada kita semua akan pentingnya mengetahui kejelekan dari kebaikan. Perhatikan teks ucapan beliau:

 عَنْ حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ رضي الله عنه يَقُولُ: كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْـخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَـخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي

Hudzaifah bin Yaman رضي الله عنه berkata, "Adalah para sahabat bertanya kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya tentang kejelekan karena khawatir akan menimpaku." (HR. Bukhari 3606, Muslim 1847)

Bukanlah sebuah kesalahan jika kita mencoba mengetahui kejelekan dengan tujuan untuk membentengi diri dari kejelekan tersebut. Karena seorang insan bisa jadi menyangka amalannya sudah baik dan benar akan tetapi pada kenyataannya menyelisihi Sunnah Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Atau, mungkin saja seorang hamba melakukan sebuah amalan yang dia anggap ringan tidak ada dosanya, ternyata merupakan keharaman di sisi Alloh dan Rasul-Nya. Alangkah indahnya yang diucapkan oleh seorang sahabat mulia Anas bin Malik رضي الله عنه tatkala mengatakan:

إِنَّكُمْ لَتَعْمَلُونَ أَعْمَالًا هِيَ أَدَقُّ فِي أَعْيُنِكُمْ مِنْ الشَّعَرِ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ مِنَ الْمُوبِقَاتِ يَعْنِي الْمُهْلِكَاتِ

Sungguh kalian melakukan sebuah amalan yang kalian sangka lebih ringan dari sehelai rambut, padahal kami pada zaman Rasulullah صلى الله عليه وسلم menganggap hal itu sebagai amalan yang membinasakan. (HR. Bukhari 6492, Ahmad 3/2. Lihat Shahih Targhib 2/645)

Terlebih lagi apa yang kita saksikan dewasa ini, betapa banyak dosa dan keharaman yang diterjang habis-habisan oleh kaum muslimin. Mereka terbuai hawa nafsu setan yang mengurat dalam hati. Mereka tidak sadar dan pura-pura jahil terhadap dosa dan keharaman yang telah digariskan dengan jelas oleh dien ini.

Ketahuilah wahai saudaraku -semoga Alloh memberikan tufiq kepadamu-, Rabb kita Yang Mulia mempunyai larangan dan penjagaah, batasan, hukum-hukum yang tidak boleh diterjang dan dianggar oleh seluruh hamba-Nya.  Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

إِنَّ الْـحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعىَ حَوْلَ الْـحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَـحَارِمُهُ

Sesungguhnya yang halal itu jelas, dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya, ada perkara-perkara yang samar. Kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Barangsiapa menjaga dirinya dari perkara-perkara yang samar,     maka sungguh dia telah membersihkan agama dan kehormatannya. Dan barangsiapa terjatuh dalam perkara-perkara yang samar, maka akan terjatuh dalam perkara yang haram. Bagaikan seorang penggembala yang menggembalakan kambingnya di perbatasan orang lain, hampir-hampir dia terjatuh di dalamnya. Ketahuilah, setiap raja mempunyai penjagaan. Ketahuilah, sesungguhhnya penjagaan Alloh adalah kehara   man-keharaman-Nya. (HR. Bukhari 52, Muslim 1599)

 Al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali رحمه الله berkata, "Alloh-lah yang menjaga larangan dan keharaman-kenaraman-Nya. Dia melarang para hamba-Nya mendekati dan menerjang larangan tersebut. Larangan Alloh itu dinamakan dengan batasan dan hukum-hukum-Nya. Alloh berfirman:

تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلا تَقْرَبُوهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

Itulah larangan Alloh, makajanganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Alloh menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertaqwa. (QS. al-Baqarah/2: 187)

Beliau melanjutkan, "Di dalam ayat ini Alloh membatasi apa saja yang halal dan yang haram bagi para hamba-Nya. Maka janganlah sekali-kali mereka mendekati yang haram atau melampaui batas dalam perkara yang halal. Oleh karena itu, Alloh berfirman dalam ayat yang lain:

تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلا تَعْتَدُوهَا وَمَنْ يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Itulah hukum-hukum Alloh, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa melanggar hukum-hukum Alloh, mereka itulah orang-orangyang zhalim. (QS. al-Baqarah: 229) (Lihat Jami'ul Ulum wal Hikam 1/208)