No Isi Artikel

 POTRET TAWADHU' ROSULULLOH

 

Barangsiapa yang ingin membersihkan hatinya dari sifat sombong dan ingin berhias dengan tawadhu', maka hendaklah ia melihat suri tauladan kaum muslimin yakni Rosululloh صلى الله عليه وسلم. Sungguh Alloh telah memuji dan menyempurnakan akhlaknya.

Alloh سبحانه و تعالي berfirman:

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS. al-Qolam [68]: 4)

Di antara sifat tawadhu' Rosululloh عزّوجلّ adalah:

Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:

لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

“Janganlah kalian berlebihan kepadaku sebagaimana orang-orang Nasrani yang berlebihan kepada Isa bin Maryam. Aku hanyalah seorang hamba. Katakanlah; hamba Alloh dan Rosul-Nya. (HR. Bukhori: 3445)

Aisyah رضي الله عنها berkata: "Rosululloh صلى الله عليه وسلم sangat perhatian dalam membantu urusan keluarganya. Apabila telah tiba waktu sholat, beliau bergegas pergi menuju sholat." (HR. Bukhori: 676)

Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda: “Aku makan sebagaimana makannya seorang hamba, dan aku duduk sebagaimana duduknya seorang hamba."1

Rosululloh صلى الله عليه وسلم melewati sekumpulan anak kecil, kemudian beliau صلى الله عليه وسلم mengucapkan salam kepada mereka. (HR.Bukhori: 6247, Muslim: 2168)

Rosululloh صلى الله عليه وسلم menjahit sandalnya, menambal bajunya, memeras susu ternak untuk keluarganya dan memberi makan unta. Beliau صلى الله عليه وسلم makan bersama pembantunya dan mengundang orang-orang miskin. Berjalan bersama para janda dan anak-anak yatim untuk memenuhi kebutuhan mereka. Beliau صلى الله عليه وسلم memulai salam lebih dahulu jika bertemu orang lain dan beliau صلى الله عليه وسلم memenuhi undangan orang yang mengundangnya sekalipun dalam sesuatu undangan yang ringan.2

Abu Sa'id al-Khudri رضي الله عنه berkata: "Cintailah orang-orang yang miskin karena aku mendengar Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda dalam do'anya: "Ya Alloh, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, wafatkanlah aku dalam keadaaan miskin dan masukkanlah aku bersama orang-orang yang miskin pada hari kiamat."3

Al-Hafizh Ibnu Rojab رحمه الله mengatakan: "Yang dimaksud dengan miskin dalam hadits ini adalah orang yang di dalam hatinya ada rasa tenang, tunduk dan khusyu' kepada Alloh عزّوجلّ.4



  1. HR. Baghowi dalam Syarhus Sunnah 13/248. Dicantumkan oleh Syaikh al-Albani dalam as-Shohihah: 544
  2. Madarij as-Salikin 2/377-378
  3. HR.Tirmidzi: 2352, Ibnu Majah: 4126. Hadits ini dinyatakan hasan oleh syaikh al-Albani dalam as-Shohihah: 308, al-Irwaa: 861
  4. Adz-Dzul Wal Inkisar Lil Azizil Jabbar, termuat dalam Majmu' Rosail al-Hafizh Ibnu Rojab al-Hanbali 1/309.