No Isi Artikel

AKIBAT DARI SEBUAH DOSA

 

Perlu diketahui, dosa-dosa dan maksiat pasti membahayakan. Bahayanya bagi hati bagaikan racun bagi tubuh, tidaklah ada di dunia dan akhirat kejelekan dan penyakit melainkan sebabnya adalah dosa dan kemaksiatan. Ingatlah, apakah yang menyebabkan kedua orang tua kita, Adam dan Hawa, dikeluarkan dari surga? Apakah yang menyebabkan Iblis diturunkan ke bumi dan menjadi makhluk yang terlaknat? Lalu, apakah yang menyebabkan kaum Nabi Nuh عليه السلام dihanyutkan banjir yang maha dahsyat?

Jawabnya satu, semuanya akibat dosa yang mereka lakukan. Berikut ini kami nukilkan sebagian dampak dari sebuah dosa bagi pribadi dan masyarakat.

 

1. Hatinya Tertutup

Orang yang berbuat dosa, hatinya akan tertutupi olelh bintik-bintik hitam yang dapat mematikan. Perhatikanlah hadits berikut sebagai pelajaran bagi kita semua.

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ: كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Jika seorang hamba berbuat kesalahan, maka akan muncul bintik hitam dalam hatinya. Jika ia berhenti, bertaubat, dan memohon ampun maka akan dibersihkan hatinya. Namun jika ia mengulangi lagi, akan ditambahkan bintik hitam tersebut hingga memenuhi hatinya. Inilah makna raan yang disebutkan Alloh dalam firman-Nya, "Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka." (QS. al-Muthaffifin: 14) (HR. Tirmidzi 3334, Ibnu Majah 4244, Ahmad 2/297, Ibnu Hibban 2448, Hakim 2/517. Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Targhib 2/643)

Imam Hasan al-Bashri رحمه الله berkata, , "Yang demikian itu adalah dosa yang bertumpuk-tumpuk hingga membutakan hatinya." (al-Jawabul Kahfi hal. 96)

2. Ditimpa Berbagai Musibah

Musibah yang melanda negeri kita dan sebagian besar negeri kaum muslimin -disadari atau tidak- sebabnya antara lain adalah ulah dan akibat dosa para hamba. Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah mengabarkan hal ini di dalam haditsnya yang berbunyi:

يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ لَمْ تَظْهَرْ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ الَّذِينَ مَضَوْا وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَئُونَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنْ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ إِلَّا سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ

"Wahai sekalian Muhajirin, ada lima perkara yang aku memohon kepada Alloh agar tidak menimpa kalian. Apabila perbuatan keji telah nampak pada suatu kaum hingga mereka berani melakukannya terang-terangan, melainkan akan ditimpakan kepada mereka penyakit tha'un dan berbagai penyakit yang belum ada pada umat sebelumnya. Tidaklah mereka berani mengurangi timbangan dan takaran, kecuali akan datang kepada mereka tahun-tahun paceklik, beban hidup yang berat, dan tindakan represif pemerintah. Apabila mereka menahan menunaikan zakat harta maka hujan tidak akan turun dari langit, andaikan bukan karena binatang niscaya hujan tidak akan turun kepada mereka. Dan tidaklah mereka membatalkan perjanjian Alloh dan rasul-Nya, kecuali Alloh akan kuasakan kepada mereka musuh dari selain mereka yang mengambil apa yang ada pada mereka. Lalu selama pemimpin mereka tidak berhukum dengan Kitabullah dan ragu terhadap apa yang Alloh turunkan, maka Alloh akan timpakan kesengsaraan di antara mereka. (HR. Ibnu Majah 4019, Abu Nu'aim dalam al-Hilyah 8/333. Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah no. 106)

 

3. Mewariskan Kehinaan

Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata, "Kemaksiatan akan mewariskan kehinaan, karena kemuliaan itu hanya dapat diraih dengan ketaatan kepada Alloh." (ad-Da' wad Dawa' hal. 94). Maka tidak ada jalan selamat dari kehinaan kecuali dengan kembali ke dalam agama yang lurus ini. Sebagaimana diinformasikan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم:

 

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ

 

Jika kalian berjual beli dengan sistem 'ienah, kalian disibukkan dengan ternak dan ladang kalian, dan kalian meninggalkan jihad, maka Alloh akan menimpakan kepada kalian kehinaan. Alloh tidak akan mencabut kehinaan tersebut hingga kalian kembali kepada agama kalian. (HR. Abu Dawud 3462. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah no. 11)

4. Sebab Kerusakan di Darat dan Laut

Sebab kerusakan di darat dan laut, tiada lain adalah ulah tangan manusia. Hal ini ditegaskan oleh Alloh dalam firman-Nya:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Alloh merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar. (QS. ar-Rum/30: 41)

5. Menghilangkan Nikmat dan Mendatangkan Sengsara

Perbuatan dosa dan maksiat akan menghalangi pelakunya meraih nikmat dari Alloh. Bahkan sebaliknya, kesengsaraan yang dapat ia rasakan. Nikmat yang Alloh berikan kepada para hamba-Nya tidak akan berubah kecuali mereka sendiri yang mengubah nikmat tersebut dengan perbuatan dosa dan maksiat. Alloh berfirman:

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Alloh memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. asy-Syura/42: 30)

Firman Alloh yang lain:

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Alloh sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Alloh Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. al-Anfal/8: 53)

Dalam ayat ini Alloh mengkhabarkan bahwasanya Alloh tidak akan mengubah nikmat yang telah Dia berikan kepada seseorang hingga orang itu sendiri yang mengubahnya. Barangsiapa mengubah ketaatan dengan kemaksiatan, mengubah syukur dengan mengingkari, mengubah sebab-sebab meraih ridha-Nya dengan membuat murka-Nya, niscaya mereka pun akan diubah sebagai balasan yang setimpal. Dan tidaklah Rabb kalian menzhalimi para hamba-Nya.

Apabila seorang insan mengganti maksiat dengan ketaatan, maka Alloh akan mengganti adzab-Nya dengan kebaikan, mengganti kehinaan dengan kemuliaan. Sebagaimana firman Alloh yang berbunyi:

إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

Sesungguhnya Alloh tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Alloh menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya. Dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. ar-Ra'd/13: 11)