No Isi Artikel

WAKTU DAN TEMPAT DIANJURKANNYA ISTIGHFAR

 

Istighfar dan taubat dianjurkan pada setiap waktu, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam: "Sesungguhnya dari arah tenggelamnya matahari ada pintu yang senantiasa terbuka luasnya tujuh puluh tahun. Pintu itu akan senantiasa terbuka untuk taubat hingga matahari terbit dari arah barat. Apabila matahari telah terbit dari arah sana, maka tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang untuk dirinya yang belum beriman sebelum itu, atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam imannya."1

Waktu-waktu dan tempat yang sangat dianjurkan untuk istighfar dan taubat:

1.     Setelah Berbuat Dosa

Ini merupakan waktu yang paling ditekankan dan sangat dianjurkan untuk istighfar, bahkan bisa jadi wajib. Pengakuan seorang hamba ter-hadap dosanya, permohonan kepada Alloh Azza wa Jalla agar diampuni dosa dan dihilangkan dari segala ketergelinciran adalah pertanda jujurnya hati seseorang dalam taubatnya. Sungguh Nabi Adam ‘alahis salam dan istrinya telah memberi teladan yang baik ketika keduanya berkata setelah menerjang dosa;

????? ???????? ????????? ??????????? ?????? ???? ???????? ????? ????????????? ???????????? ???? ?????????????

Keduanya berkata: 'Ya Robb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya Pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi'." (Q5.al-A'rof[7]:23)

Rosululloh shallallahu ‘alahi wa sallam berkata kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha;

??? ????????? ! ???? ?????? ?????????? ????????? ?????????????? ??????? ????? ????? ???????? ??????? ????????? ????? ????????? ???????? ????? ?????? ????? ????? ????????

"Wahai 'Aisyah, apabila engkau mengerjakan dosa, maka mintalah ampun kepada Alloh dan bertaubatlah. Karena apabila seorang hamba mengakui dosanya kemudian bertaubat, maka Alloh akan memberi taubat kepadanya."2



1.     HR. Ibnu Majah: 4070, dihasankan oleh Svaikh al-Albani dalam at-Ta'liq ar-Roghib 4/73.

2.     HR. Ahmad 6/194. Dishohihkan al-Arnauth dalam Ta'liqnya terhadap Musnad Ahmad.

 

2.  Setelah Mengerjakan Ketaatan

 

Perkara ini adalah kebalikan dari yang pertama, yakni istighfar setelah mengerjakan ketaatan. Karena tidaklah seorang hamba mengerjakan perbuatan baik melainkan semata-mata atas karunia Alloh Azza wa Jalla. Dan dia tidak mengetahui apakah amalannya akan diterima Alloh Subhanahu wa Ta’ala ataukah tidak.

 

Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: "Orang-orang yang mempunyai kemauan dan pandangan, sangat perhatian untuk istighfar setelah mengerjakan ketaatan. Andaikan tidak karena perintah dan perkara dari Alloh Azza wa Jalla, tentulah mereka tidak akan mampu untuk mengerjakan peribadahan ini."1

 

Hal ini telah ditunjukkan oleh contoh-contoh yang sangat banyak, di antaranya;

 

Alloh Azza wa Jalla memerintahkan para hamba-Nya setelah selesai menunaikan ibadah haji untuk istighfar. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

 

????? ????????? ???? ?????? ??????? ???????? ??????????????? ??????? ????? ??????? ??????? ???????

 

"Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolahnya orang-orang banyak (Arofah) dan mohonlah ampun kepada Alloh; Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. al-Baqoroh [2]: 199)

 



1.     Madarijus Salikin 1/241, Ibnul Qoyyim. Tahqiq: Amir Ali Yasin.

3.  Pada Setiap Dzikir Harian

Dzikir-dzikir dalam sholat sangat banyak berisi permohonan ampun kepada Alloh Azza wa Jalla di anta-ranya adalah doa istiftah, doa ruku', sujud, duduk diantara dua sujud dan lainnya. Seorang hamba akan senantiasa terhiasi dengan istighfar di dalam sholatnya, mulai dari takbirotul ihrom sampai selesai salam. Demikian pula dzikir pagi dan sore terkandung di dalamnya permohonan ampun. Bahkan ada doa yang disebut Sayyidul Istighfar (penghulunya istighfar).

Luqman al-Hakim pernah berkata kepada anaknya: "Wahai anakku, biasakan lisanmu untuk mengucapkan: Allohummaghfirli (Ya Alloh, ampunilah aku) Karena sesungguhnya Alloh mempunyai waktu-waktu yang mustajab tidak tertolak bagi yang memintanya."1

4.  Di Akhir Malam

Alloh Azza wa Jalla berfirman;

???????????????????? ????????????

"Dan yang memohon ampun di waktu sahur." (QS. Ali Imron [3]: 17)



1.     Jami'ul Ulum wal Hikam 2/410, Ibnu Rojab.

5.  Ketika Tejadi Gerhana

Rosululloh shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

??????? ?????????? ??????? ???? ?????? ??????????? ????? ???????? ??????????? ????????????????

"Apabila kalian melihat sedikit dari hal itu -gerhana bulan atau matahari-, maka bersegeralah berdzikir kepada Alloh, doa kepada-Nya serta mintalah ampunan kepadaNya.1

6. Ketika Sholat Malam

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, berkata: Rosululloh shallallahu ‘alahi wa sallam apabila bangun di waktu malam untuk sholat tahajjud beliau berdoa:

?????????? ??????? ??? ??? ????????? ????? ?????????? ????? ?????????? ????? ??????????? ?????? ????????????? ???????? ?????????????? ?? ?????? ???? ??????

"Ya Alloh, ampunilah aku terhadap dosa yang telah lain dan yang akan datang, yang aku lakukan sembunyi-sembunyi dan yang terang-terangan, Engkau yang terdahulu dan Engkau yang terakhir. Tidak ada sesembah an yang hak kecuali Engkau.2



1.     HR. Bukhori: 1010, Muslim: 904.

2.     HR. Bukhori: 1069, Muslim:771.

7.     Saat Terjadi Kejadian Genting

Para ulama berdalil dengan firman Alloh Azza wa Jalla yang berbunyi:

?????? ??????????? ???????? ?????????? ?????????? ?????????? ?????? ???????? ????? ??????? ??????? ???? ?????? ?????????????? ????????. ????????????? ??????? ????? ??????? ????? ???????? ????????

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Alloh wahyukan kepadamu. Dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah) karena (membela) orang-orang yang khianat. Dan mohonlah ampun kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. an-Nisa [4]: 105-106)

Selayaknya bagi seorang insan apabila sedang terjadi kasus atau permasalahan genting, mengeluarkan fatwa, atau hukum yang membutuhkan pemecahan maka hendaklah untuk memperbanyak istighfar.1 Karena Alloh Azza wa Jalla mengatakan "supaya kamu mengadili," kemudian Alloh Azza wa Jalla mengiringi dengan kalimat "Dan mohonlah ampun kepada Alloh." Pendalilan semacam ini tidak terlalu jauh, karena dosa-dosa itu penghalang untuk melihat kebenaran. Alloh Azza wa Jalla berfirman;

???? ???? ????? ????? ??????????? ??? ??????? ???????????

"Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka." (QS. al-Muthoffifin [83]: 14)2



1.     I'lam al-Muwaqqien 4/172, Ibnul Qoyyim.

2.     As-Syarah al-Mumti' 1/23, Ibnu Utsaimin.